
Begini Cara Mengatasi BAB Berdarah dengan Cepat dan Efektif
Sabtu, 14 Juni 2025 16:32
BAB berdarah adalah kondisi yang sering mengejutkan dan menimbulkan kekhawatiran. Meski sering kali disebabkan oleh gangguan ringan seperti wasir atau fisura ani, kondisi ini juga bisa menandakan adanya masalah kesehatan serius, termasuk kanker usus besar atau infeksi pencernaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara mengatasi BAB berdarah secara tepat berdasarkan penyebabnya.
Gejala BAB Berdarah yang Harus Diwaspadai
Gejala BAB berdarah bisa berbeda tergantung pada letak perdarahan di saluran cerna. Berikut ini beberapa gejala umum:
- Darah segar berwarna merah terang pada feses atau tisu toilet
- Tinja berwarna hitam pekat dan berbau busuk (melena)
- Sakit perut atau nyeri saat buang air besar
- Pusing, lemas, atau gejala anemia lainnya
Penyebab Umum BAB Berdarah
Terdapat berbagai penyebab BAB berdarah, mulai dari kondisi ringan hingga serius:
1. Wasir (Hemoroid)
Wasir terjadi ketika pembuluh darah di anus atau rektum membengkak. Mengejan terlalu keras saat buang air besar menjadi pemicu utamanya.
2. Fisura Ani
Luka kecil di kulit anus akibat feses keras atau sembelit. Biasanya disertai rasa nyeri dan perih.
3. Infeksi Pencernaan
Bakteri, virus, atau parasit yang menyerang saluran cerna bisa menimbulkan diare berdarah, demam, dan dehidrasi.
4. Divertikulitis
Peradangan pada kantong kecil di usus besar yang menyebabkan perdarahan tiba-tiba tanpa rasa sakit.
5. Polip Usus atau Kanker Kolorektal
Penyebab ini umumnya menghasilkan darah gelap atau hitam pada feses, dan sering kali tidak menimbulkan rasa sakit.
Cara Mengatasi BAB Berdarah
Pengobatan BAB berdarah disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Pengobatan Rumahan
- Mandi air hangat: Efektif meredakan nyeri dan peradangan akibat wasir.
- Gunakan krim topikal: Krim oles dapat membantu mengurangi iritasi dan gatal pada area anus.
- Konsumsi makanan tinggi serat: Serat membantu mengatasi sembelit dan mencegah tinja keras yang dapat menyebabkan luka.
- Menjaga kebersihan anus: Gunakan sabun lembut dan air hangat untuk membersihkan dubur setelah buang air besar, hindari menggosok terlalu keras.
- Minum cukup air dan olahraga: Ini membantu melancarkan sistem pencernaan dan mencegah sembelit.
2. Perawatan Medis
Jika perdarahan tidak berhenti atau terlalu sering terjadi, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa prosedur medis berikut:
- Endoskopi: Untuk mengidentifikasi dan menghentikan sumber perdarahan.
- Angiografi: Jika endoskopi tidak berhasil, dokter akan menyuntikkan zat kontras untuk mencari sumber perdarahan melalui pembuluh darah.
- Pembedahan: Diperlukan jika ditemukan polip besar, kanker, atau kerusakan usus besar yang signifikan.
- Obat-obatan: Antibiotik, antiinflamasi, atau obat untuk mengurangi asam lambung bisa diberikan tergantung kondisi medis yang mendasarinya.
Diagnosis BAB Berdarah
Untuk menentukan penyebab pasti BAB berdarah, beberapa pemeriksaan mungkin dilakukan:
- Kolonoskopi, gastroskopi, atau sigmoidoskopi: Untuk melihat bagian dalam saluran pencernaan dengan kamera khusus.
- Rontgen dengan kontras barium: Membantu mendeteksi perubahan struktur usus.
- Angiografi: Mendeteksi perdarahan aktif di pembuluh darah.
- Tes darah dan feses: Untuk mengukur kadar hemoglobin, mendeteksi anemia atau infeksi.
Kapan Harus ke Dokter?
BAB berdarah bisa menjadi tanda bahaya jika disertai kondisi berikut:
- Pendarahan tidak diketahui penyebabnya
- Tinja berdarah terjadi lebih dari seminggu
- Disertai nyeri hebat atau pusing
- Darah keluar dalam jumlah banyak atau berulang kali
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Jika tidak segera ditangani, BAB berdarah dapat menyebabkan:
- Anemia akibat kehilangan darah terus-menerus
- Infeksi di area luka anus
- Risiko kanker usus tidak terdeteksi sejak dini
- Robekan usus akibat peradangan parah (seperti pada kolitis ulseratif)
Tips Mencegah BAB Berdarah
Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah BAB berdarah:
- Konsumsi makanan tinggi serat (buah, sayur, gandum utuh)
- Minum minimal 2 liter air per hari
- Olahraga minimal 30 menit sehari
- Hindari mengejan terlalu keras saat BAB
- Lakukan skrining usus secara rutin, terutama bagi usia di atas 50 tahun atau memiliki riwayat keluarga
Kesimpulan
BAB berdarah memang bisa menandakan masalah kesehatan ringan, namun juga bisa menjadi gejala awal dari kondisi serius. Mengenali gejala, penyebab, dan melakukan tindakan tepat adalah kunci untuk mengatasi dan mencegah komplikasi. Jika kamu mengalami gejala yang tidak biasa atau perdarahan terus berulang, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.